Manusia punya banyak
tempat buat berpijak, entah pijakan itu mulus, terjal atau bisa jadi curam.
Udah satu tahun terakhir ini, aku berpijak pada pijakan yang... aku gatau gimana
nge-deskripsi-in-nya, terlalu complicated. Aku bahagia ada di pijakan tersebut
pada awalnya, semakin kesini semakin jauh, aku nyadar kalau spot yang aku pijak
ga semenyenangkan dulu, dari yang mulus mulus aja, entah karena pelapukan jenis
apa jadi mengeropos dan terjal kaya gini. Anehnya, kenapa yang ngerasa kalau
pijakan itu udah ga menyenangkan cuma beberapa orang doang, banyak yang masih
nyaman berpijak disitu. Apa orang orang yang masih berbahagia dipijakan itu
adalah orang yang selalu bersyukur, mau menerima apa adanya, atau justru orang
orang yang mau bertahan dan memaksakan dirinya agar tetap berpijak. Ah, mungkin
aku aja kali ya yang berlebihan, aku coba buat berpijak ke pijakanku lagi, coba
buat nelusuri dunia pijakan tersebut, aku coba buat bertahan, tapi ternyata aku
sadar, aku emang gabisa hidup di pijakan itu. Itu alasan paling sederhana yang
bisa kalian tangkap kenapa aku ingin banget pergi ke pijakan tersebut dan
ngelanjutin hidupku ke pijakan lain. Semoga analogiku cukup jelas ya.
Tau
ga, manusia perlu diberi jarak biar bisa ngehargain betapa berharganya arti
kebersamaan.
Aku
cuma mau bilang, jangan suka jadi pretend-er. Semakin kalian dewasa, harusnya
kalian semakin sadar, hidup ga cuma buat nurutin gengsi, gengsi takut terlihat jelek,
gengsi takut terlihat ga kompak, gengsi segala jenis macam dari gengsi. Percuma
kalian terlihat baik dimata orang lain kalo dengan ngeraih kebaikan itu kalian
harus menyakiti perasaan orang di deket kalian sendiri. Kejujuran itu lebih
dari sekedar mahal harganya. Jadi tolong, hargai setiap keputusan yang teman
kalian buat. Selalu ada alasan kok kenapa manusia bertindak sesuai apa yang
mereka rasakan, pikirkan dan lakukan.
"If
I find in my self desires which nothing in this world can satisfy, the only
logical explanation is that I was made for another world"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar