Ajari aku bagaimana membungkus kerumitan itu dalam sebuah
bingkai kesederhanaan. Lalu, akan ku asah bingkai nya agar tetap berkilau, tak akan
aku pasang di dinding kusam, akan ku jaga baik baik disampingku, menemaniku
saat terlelap letih.
Ajari aku bagaimana memaknai kehilangan, keikhlasan yang
sepenuhnya mengisi ruang kalbu. Lalu akan kujaga hati ini baik baik, sebaik
mungkin, hingga yang pantas untuk menjaganya datang, meskipun aku tahu tak ada yang bisa membahagiakannya sehebat Engkau membuatnya selalu bercahaya, berdamai dengan diriku sendiri.
Ajari aku bagaimana memilih pilihan hidup, tanpa kematian
harus menjadi pilihan akhir. Lewat serangkaian abstraksi yang telah Kau oleskan dengan warna yang penuh arti.
Ajari aku untuk mengerti bahasa kalbuMu, ajari aku untuk mendengarMu, suaraMu yang tak lebih mendesah dari bisikan bisikan malaikat, namun terkadang lebih kerasa dari bedug rumah suciMu, ajari aku untuk membaca
pikiranMu dengan caraMu menatapku.
Tuntun aku untuk menemukan dimana senyum indah itu selama
ini? Jika Engkau yang mengambilnya, aku rela untuk memohon, kembalikanlah
sebagaimana mestinya. Ataukah jika Kau melakukan semua itu tidak dengan cuma cuma,
maka keyakinan itu datang, Kau sedang mengasah bingkai kesederhanaan itu
secantik mungkin. Terimakasih, semoga waktu selalu memberi luangnya padaku untuk mecintaiMu.