Hai Dunia, hai langit dan hai Matahari. Aku sempat benci
untuk menjadi diriku sendiri. Namun aku sadar, sekalipun aku jadi mereka, tidak akan
ada jaminan bahwa hidupku akan lebih baik, akan lebih menyenangkan, akan lebih
dispesialkan, tidak. Dan andai, sebelum aku menangis untuk pertama kalinya,
sebelum aku membuka mataku, sebelum ibuku meringkih menahan sakitnya melahirkanku,
andai saat itu Tuhan memberiku kesempatan untuk meminta, untuk meminta akan
dilahirkan seperti apa aku nantinya, tetap aku akan memilih untuk lahir sebagai
aku, tidak peduli bagaimana sakitnya menjadi aku. Dan akhirnya, sekarang aku
pun tau, aku merasakan bagaimana pahit manisnya menjadi aku. Aku yang tidak
akan pernah bisa mudah menjadi aku, namun aku lebih tidak akan mudah lagi
menjadi mereka. Ini aku, aku tidak ingin menjadi bentuk nyata dari kemunafikan
kasat mata. Ini aku yang sedang berlari dan tidak akan pernah berhenti sampai
kakiku lumpuh oleh waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar