Rabu, 12 Desember 2012

Aku


Hai Dunia, hai langit dan hai Matahari. Aku sempat benci untuk menjadi diriku sendiri. Namun aku sadar, sekalipun aku jadi mereka, tidak akan ada jaminan bahwa hidupku akan lebih baik, akan lebih menyenangkan, akan lebih dispesialkan, tidak. Dan andai, sebelum aku menangis untuk pertama kalinya, sebelum aku membuka mataku, sebelum ibuku meringkih menahan sakitnya melahirkanku, andai saat itu Tuhan memberiku kesempatan untuk meminta, untuk meminta akan dilahirkan seperti apa aku nantinya, tetap aku akan memilih untuk lahir sebagai aku, tidak peduli bagaimana sakitnya menjadi aku. Dan akhirnya, sekarang aku pun tau, aku merasakan bagaimana pahit manisnya menjadi aku. Aku yang tidak akan pernah bisa mudah menjadi aku, namun aku lebih tidak akan mudah lagi menjadi mereka. Ini aku, aku tidak ingin menjadi bentuk nyata dari kemunafikan kasat mata. Ini aku yang sedang berlari dan tidak akan pernah berhenti sampai kakiku lumpuh oleh waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar